Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah yang Ada di Semarang

Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah yang Ada di Semarang

Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah yang Ada di Semarang – Tak akan ada habisnya bila membahas tempat wisata yang ada di Semarang. Semarang memang kaya akan tempat wisatanya mulai dari wisata alam, wisata sejarah, dan lebih banyak lagi. Dikesempatan kali ini Menatapnegeri.com akan mengulas salah satu tempat wisata yang ada di Semarang, yaitu Lawang Sewu mari simak ulasan berikut.

Lawang Sewu

Lawang Sewu adalah sebuah bangunan tua, bersejarah dan megah di jaman kolonial kota Semarang. Tempat-tempat wisata yang sarat misteri tepat untuk petualangan liburan yang mengasyikkan.

Lokasi Lawang Sewu

Lantas, di manakah letak bangunan lawang sewu? wisata ini berada tepat di Alamat: Jl. Pemuda, Sekayu, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang. Bagi yang belum mengetahui lokasi ini maka bisa mengetik di google maps nama tempat wisata ini dan tentunya akan terlihat keberadaannya.

Harga Tiket Masuk

Biaya masuk museum ini sangat murah. Untuk bisa leluasa menikmati tempat bersejarah ini, pengunjung hanya perlu membayar Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak dan pelajar. Harga tersebut sangat murah karena tidak ada batasan waktu untuk mampir.

Jika wisatawan menggunakan kendaraan pribadi, dapat menempatkannya di area sebelah gedung ini atau memarkirnya di pinggir jalan di sekitarnya. Biaya parkir pinggir jalan sekitar Rp. 1.000 untuk sepeda motor dan Rp. 2.000 untuk mobil. Pengunjung tidak perlu khawatir karena legal asalkan tidak terlalu ramai.

Daya Tarik Lawang Sewu

Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah yang Ada di Semarang

Daya tarik apa saja yang ada di bangunan lawang sewu ini? Simak penjelasan berikut.

1. Bangunan Sejarah Dengan Penuh Misteri

Lawang Sewu pertama kali dibangun pada tahun 1904 tepatnya pada 27 Februari. Bangunan yang semula bernama Nederlands Indische Spoorweg (NIS) Maatschappij ini selesai dibangun pada tanggal 1 Juli 1907. Tempat ini digunakan sebagai kantor pusat penyelenggaraan pemerintahan. perusahaan kereta api Belanda.

Dulu sebenarnya ada kantor NIS di Stasiun Semarang. Namun karena perkembangan perkeretaapian di Jawa membutuhkan area yang lebih luas. Sebuah bangunan baru dibuat di depan Taman Wilhelmina atau Wilhelminaplein yang merupakan tempat dibangunnya Tugu Muda.

Tokoh yang berperan besar dalam pembangunan gedung tersebut adalah B. J. Quendag dan Prof. Jacob F. Klinkhamer yang merupakan arsiteknya. Pendiriannya ditandai dengan penggalian tanah di sekitarnya pada kedalaman kurang lebih 4 meter yang kemudian digantikan oleh beberapa lapisan vulkanisme.

Setelah itu, dibangun terowongan bawah tanah agar bangunan tahan gempa. Penjara bawah tanah inilah yang konon mengatakan banyak hal mistis terjadi karena diyakini sebagai kediaman makhluk gaib.

Hal ini tidak mengherankan karena pada saat Jepang menjajah Indonesia, basement gedung ini digunakan sebagai penjara. Tempat ini pernah digunakan oleh Jepang untuk menyiksa para narapidana, baik pribumi maupun Belanda. Beberapa kali tempat itu dijadikan kawasan uji nyali karena mistiknya.

Apalagi, bangunan yang masih berdiri kokoh itu menjadi saksi bisu lima hari pertempuran di Semarang. Kawasan tersebut menjadi medan pertempuran para pejuang Rel Kereta Pemuda (AMKA) dengan tentara Jepang pada 14-19 Oktober 1945. Oleh karena itu, situs ini merupakan peninggalan sejarah yang dilindungi.

2. Bangunan Dengan Seribu Pintu

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, nama Lawang Sewu memiliki arti seperti itu. Bangunan itu memang memiliki banyak pintu. Namun, sebenarnya jumlah pintu di sana tidak mencapai seribu seperti nama

nya.Jika dihitung, jumlah pasti pintu atau “lawang” ada 429. Namun, jendela pada bangunan tersebut berukuran besar dan menjorok ke atas sehingga terlihat seperti pintu. Jendela di tempat itu juga dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai pintu. Total pintu dan jendela adalah 928.

Alasan mengapa banyak jendela terbentuk adalah untuk beradaptasi dengan iklim yang berlaku di negara tersebut. Pendirinya yang berkewarganegaraan Belanda tentunya membutuhkan penyesuaian diri saat berada di Indonesia. Jendela ini berfungsi untuk memperlancar sirkulasi udara pada bangunan.

3. Diorama Museum Kereta Api

Saat ini, bangunan yang menempati area seluas 14.216 m2 ini telah diubah menjadi museum kereta api. Pasalnya, kepemilikan masih dipegang oleh PT. Perkeretaapian Indonesia (KAI). Sebelumnya, perusahaan ini memang pernah menggunakannya.

Ada lokomotif tua yang dulunya digunakan untuk angkutan darat di Jawa Tengah. Lokomotif berada tepat di depan gedung museum utama. Keberadaannya menjadi ikon baru tempat wisata ini setelah dilakukan renovasi dan renovasi beberapa tahun lalu.

Selain itu, pengunjung dapat melihat diorama yang menunjukkan bahwa kota ini pernah menjadi pusat kereta api terbesar di negara ini pada masa penjajahan Belanda. Ada berbagai foto dan peta masa lalu yang dipajang di sana.

Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah yang Ada di Semarang

4. Bangunan yang Klasik

Mampirlah ke objek wisata Lawang Sewu, maka Anda akan disuguhkan dengan nuansa klasik yang tak terlupakan. Bangunan ini pada zaman Belanda memiliki arsitektur yang unik dan tentunya indah dipandang. Tak heran jika keberadaannya membuat Semarang semakin eksotis, apalagi letaknya di tengah kota.

Hal istimewa lainnya dari museum ini adalah konstruksinya tidak menggunakan semen. Tempatnya dibuat menggunakan pese atau blingor, sebutan untuk campuran kapur, pasir dan bata merah. Ini membuat ruangan di sana terasa sejuk.

Selain itu, material yang membuat tempat ini kokoh meski tanpa konstruksi besi. Struktur atapnya miring seperti jembatan dan berbentuk setengah lingkaran per setengah meter. Ini membuatnya kurang stres. Oleh karena itu, wisatawan tidak akan melihat adanya retakan pada bangunan tua ini.

Hanya ada satu bangunan yang dibangun dengan bahan lokal dan mengandung besi, yaitu Gedung B. Karena saat itu sedang berlangsung perang dunia pertama, proses pengiriman bahan dari Belanda sudah terlambat. Akhirnya, bahan-bahan lokal digunakan untuk membuatnya.

Salah satu spot favorit bagi siapa saja yang berkunjung ke sini adalah dinding kaca mozaik yang berada di gedung utama museum. Kaca patri dengan ketinggian hingga 9 meter ini mengandung berbagai makna filosofis. Kaca dipisahkan menjadi 4 panel besar.

Ada ukiran yang menggambarkan Dewi Sri dengan Dewi Fortuna dengan warna merah. Selain itu, terdapat juga goresan pada roda bersayap yang melambangkan kereta api serta beberapa lambang yang mencerminkan kekayaan alam negeri hingga tempat-tempat di Belanda.

Itulah sedikit ulasan tentang Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah yang Ada di Semarang dari Menatapnegeri.com, semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi liburan Anda selanjutnya.